Cara membuat paragraf deskripsi |
Ada lima jenis paragraf yang dikenal dalam dunia penulisan.
- Paragraf Argumentasi (ide/gagasan/pendapat/alasan)
- Paragraf Eksposisi (penjelasan)
- Paragraf Deskripsi (gambaran)
- Paragraf Persuasi (ajakan/bujukan)
- Paragraf Narasi (bercerita)
Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan/melukiskan sesuatu dengan tujuan pembaca seolah-olah bisa melihat, merasakan, atau mendengar langsung.
Karena aku suka menulis fiksi, berikut adalah contoh bentuk paragraf deskripsi yang biasa kita temukan pada sebuah karya fiksi.
***
Lagi-lagi putih. Dinding
dan perlengkapan dapurnya didominasi warna putih. Lantainya berwarna coklat
kayu, motifnya juga irisan kayu. Kalau aku tak salah duga, lantai dapur ini
memang dilapisi dengan bahan kayu. Mendongak ke atas, aku menemukan
langit-langit putih bersih, kontras dengan warna lantai yang coklat tua.
Aku menggulung lengan
kemejaku, lalu menyalakan kran pada kitchen
sink. Air yang keluar berwarna jernih.
Pasti menyenangkan mencuci piring dan gelas dan peralatan masak lainnya di bak
cuci ini. Pasti mengasyikkan pula mencuci bahan mentah di bawah guyuran air
sejernih ini sebelum dimasak.
Selesai mencoba kitchen sink, aku mundur beberapa langkah. Ketika masuk ke sini tadi, aku
melewatkan tahap penting dalam mengingat detil sebuah ruang: memerhatikan satu
demi satu sambil mencatat detilnya di memoriku. Aku sudah berjanji untuk
memberi gambaran sejelas-jelasnya kepada istriku sepulang kerja nanti, tentang
bagaimana rupa tempat kerja baruku.
Berdiri sambil melipat
lengan di depan dada, aku mulai meng-copy
pantry kantor baruku ke dalam kepala.
Yang kuingat pertama kali adalah lemari kabinnya. Ada yang di bawah dan ada
yang menggantung sedemikian rupa dengan cara menempeli dinding. Lagi-lagi warnanya
putih. Aku menghitung pintu dan lacinya, lumayan banyak. Setelah itu tentu saja
kitchen sink yang sudah sempat kucoba tadi, lalu table top tempat
persiapan masak yang terbuat dari granit berwarna grey. Ada beberapa
wadah kecil beralas telenan di sini. Aku mengetuk-ngetukkan jariku di sepanjang
table top, kemudian berhenti dan memandang takjub pada kompor built in yang bersih mengkilap. Aku bertanya-tanya bagaimana rasanya bila
punya kompor seperti itu di rumah. Kurasa istriku pasti akan menjadikan dapur
sebagai tempat favoritnya, tentu saja setelah kamar tidur kami. Aku tertawa
sendiri.
Beralih dari kompor, aku
menatap cooker hood yang menantang pongah di atas kompor. Dengan alat pengisap semacam ini, aku yakin tak
akan ada asap yang lolos dan melarikan diri dari dapur, semuanya akan tersedot
masuk ke mulut sang vakum dapur ini. Aku menyempatkan diri mengusap Si Cooker Hood,
kalau aku tak salah, ini adalah alat pengisap jenis chimney hood.
Puas mengusap, aku
meneliti beberapa botol yang berjejer di bawah lemari gantung di kananku. Entah
apa isi botol-botol itu, tapi aku yakin kalau isinya bukanlah wine atau vodka martiny, ini dapur
bukan bar. Aku tak tertarik untuk membuka tutup botol dan memeriksa isinya,
tidak penting untuk dilakukan. Sebelum meninggalkan dapur, aku masih sempat
memutar-mutar mangkuk ceper satu-satunya di samping jejeran botol. Warnanya
cantik, merah, warna favorit istriku.
Merasa cukup
memerhatikan, aku menuju pintu dan berjalan keluar. Istriku yang seorang dokter
bedah itu pasti akan histeris jika kukatakan bahwa pantry kantor baruku sama
sterilnya dengan ruang kerjanya di rumah sakit. Karena, segala yang ada di
dalam pantry kantor baruku tampak begitu hygienis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar