Selasa, 12 September 2017

Cara Mengajarkan Anak Gosok Gigi Sejak Dini

child toothbrushes
Mengajarkan anak gosok gigi sejak dini


Artikel Cara Mengajarkan Anak Gosok Gigi Sejak Dini ini kubuat karena selama bekerja sebagai asisten dokter gigi nyaris delapan tahun ini, sering sekali aku berhadapan dengan masalah kesehatan gigi klasik yang menimpa anak-anak di Indonesia pada umumnya, khususnya anak-anak di wilayah tempat kerjaku.

Berikut aku akan memaparkan contoh kasus dari masalah klasik kesehatan gigi dan mulut anak-anak yang sering kujumpai.

Kasus 1
Rampant Karies/Baby Bottle Caries
Bahasa sederhana dari rampant karies ini adalah karies botol susu. Rampant karies ini lebih disebabkan karena makanan manis, sementara karies botol susu dikarenakan konsumsi asi/susu botol. Sering terjadi pada anak usia balita dimana kerusakan gigi terjadi pada gigi anterior (sebelah depan) yang mencakup gigi taring dan gigi seri, sebelah kiri dan kanan. Bisa menyerang gigi rahang atas dan gigi rahang bawah anak, meski lebih sering ditemukan pada gigi depan rahang atas. Pada kondisi rampant karies dan baby bottle caries yang parah, kerusakan gigi akan menyisakan bagian leher gigi saja yang terlihat di permukaan, sementara mahkotanya yang berupa lapisan email sudah hilang seluruhnya.

Kasus 2
Ulcus Decubitum
Pernah melihat anak-anak usia 4 sampai 6 tahun yang kondisi akar gigi sulungnya (terutama gigi anterior/depan) sudah menembus gusi? Kondisi inilah yang disebut dengan ulcus decubitum. Kasus kedua ini biasanya terjadi sebagai akibat lanjutan dari kasus pertama di atas.

Kasus 3
Karies Gigi Geraham Susu 
Rata-rata pergantian normal gigi geraham susu dengan gigi geraham kecil (premolar) permanent berlangsung dari usia 10 sampai 12 tahun. Sayangnya, banyak ditemukan anak-anak usia balita memiliki karies pada gigi geraham susu mereka. Padahal fase pergantian gigi geraham susu dengan gigi geraham kecil permanent masih sangat jauh.

Kasus 4
Karies Gigi Geraham 1 Permanent
Normalnya, gigi geraham 1 (molar 1) permanent tumbuh pada usia anak 6 sampai 7 tahun, tanpa menggantikan gigi susu/sulung apapun. Selama praktik di lapangan, sering sekali dijumpai anak-anak usia 6 tahun ke atas yang kondisi gigi geraham 1 permanentnya sudah berlubang, atau sudah menunjukkan tanda-tanda akan berlubang. Padahal gigi tersebut baru saja erupsi (tumbuh).

Keempat contoh kasus di atas pada dasarnya terjadi karena kurangnya kesadaran si anak dan orang tua dalam hal menjaga kesehatan gigi dan mulut. Padahal, keempat kondisi tersebut sangat mungkin untuk dicegah. Dibutuhkan kepedulian dan bimbingan dari orang tua untuk terciptanya kesadaran pada diri si anak akan betapa pentingnya mempunya gigi yang sehat.

Selama jadi asisten dokter gigi, beberapa kali ketika bertemu salah satu kasus di atas, aku sering mendengar orang tua mengeluhkan kalau anaknya susah disuruh menjaga kebersihan gigi dan mulutnya sendiri. Anak-anak susah nurut kalau disuruh gosok gigi. Anak-anak susah dilarang untuk jangan jajan manis. Dan keluhan lain semacamnya.

Ibu, Bapak, bagaimanapun juga, anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka perlu contoh untuk mengerti banyak hal. Mereka perlu role model untuk mengikuti lebih banyak lagi hal. Mereka perlu sosok yang mengenalkan segala sesuatu yang belum mereka kenal. Mereka perlu orang dewasa untuk membimbing dan membimbing dan membimbing, selama mereka belum bisa melakukannya secara mandiri.

Demikian pula dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Mereka tidak akan tahu dan sadar dengan sendirinya jika tidak dikenalkan dan dibimbing. Mendidik anak itu perlu ilmu. Benar sekali. Salah ilmu dalam mendidik akibatnya bisa sangat merugikan. Mendidik anak agar mau menjaga kesehatan gigi dan mulut juga butuh ilmu.

Sebenarnya, mendidik anak agar mau menjaga kesehatan gigi dan mulut itu gampang-gampang susah. Gampangnya, kalau orang tua paham caranya dan si anak mau menurut. Susah kalau si orang tua paham sedang si anak tidak mau menurut, atau sebaliknya si anak yang mau menurut tetapi sayang orang tua yang kurang ilmu.

Seperti yang sama-sama sudah kita maklumi, salah satu metode paling efektif untuk menjaga gigi tetap bersih dan sehat adalah dengan menggosok gigi. Sangat penting bagi orang tua untuk mengenalkannya pada anak sejak dini. Berikut adalah Tips Mengajarkan Gosok Gigi Pada Anak Sejak Dini :
  • Libatkan anak ketika membeli sikat dan pasta giginya sendiri
Ini dimaksudkan supaya anak bisa memilih peralatannya sendiri. Meski demikian, orang tua tetap harus membimbing si anak. Tunjukkan sikat dan pasta gigi yang bisa dipilihnya. Jangan salah memberinya pilihan sikat dan pasta gigi orang dewasa ya. Jaman sekarang banyak pilihan sikat dan pasta gigi untuk anak-anak. Tunjukkan, dan biarkan si anak memilih sendiri. Melibatkan anak saat memilih sikat dan pasta giginya sendiri juga dimaksudkan supaya terciptanya koneksi antara si anak dengan sikat giginya. Melakukan sesuatu dengan peralatan yang kita pilih sendiri pasti akan terasa lebih menyenangkan.

  •  Ajak anak untuk menggosok gigi bersama-sama
Kebanyakan anak enggan bila diperintah untuk menyikat gigi. Sebaiknya, jangan berikan dia perintah, tapi ajak dia menggosok gigi bersama-sama kita. "Adek, sana pergi gosok gigi!" pasti akan terasa beda dengan "Adek, kawani Mama/Ayah sikat gigi dulu yuk."
  • Atur waktu dan frekwensi anak menggosok gigi
Ini penting untuk membiasakan anak disiplin dalam menggosok gigi. Tetapkan waktu-waktu bagi anak untuk menggosok gigi. Seperti, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Bila perlu, tetapkan jamnya. Misal, pagi setelah sarapan jam 07.00 atau 07.30. Malam sebelum tidur jam 21.00 atau 22.00. Ingatkan anak akan jam gosok giginya ini bila dia kelihatan sedang asyik dengan pekerjaannya sendiri. "Adek, udah jam sepuluh lho..." atau "Adek, udah jam gosok gigi lho."
  • Beri pujian/reward setiap kali anak menggosok gigi sesuai jadwal
Jangan sungkan memuji anak bila dia melakukan tugas dengan baik dan benar. Begitu pula dengan menggosok gigi. Puji dia setiap kali berhasil menggosok giginya dengan cara yang benar dan pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini akan menimbulkan rasa senang dalam diri anak dan mendorongnya untuk melakukan hal yang sama lagi di hari-hari esok. Sesekali, gak ada salahnya memberinya hadiah. Misal, dengan membelikannya sikat gigi baru atau mengajaknya mengunjungi tempat favoritnya.
  • Edukasikan kepada anak akan betapa pentingnya menggosok gigi
Tempelkan poster-poster yang isinya mengajak anak untuk gosok gigi. Tempelkan juga poster-poster yang memperlihatkan akibat jika anak tidak menggosok gigi. Ayah Ibu bisa mendapatkan poster-poster itu di toko buku, atau searching lewat internet. Tempelkan di rumah khususnya pada area yang sering dilalui anak, di sudut bermainnya, di kamar, atau langsung di kamar mandi.
  • Pertahankan peran kita sebagai role model
Kita sudah mengajarkan anak dengan sesuatu yang baik dan benar, jangan sampai kita sendiri malah tidak melakukannya. Itu sama saja dengan meminta seseorang agar tidak buang sampah sembarangan sementara kita sendiri masih buang sampah ke sungai. Meskipun anak sudah disiplin dan sudah mandiri untuk menggosok giginya sendiri, bukan berarti orang tua sudah boleh berhenti untuk memberi contoh dan tidak mendisiplinkan diri lagi. Orang tua masih tetap harus menjalankan perannya sebagai role model di rumah, karena itulah tepatnya yang dibutuhkan anak-anak dari orang tua mereka.

Demikian Cara Mengajarkan Anak gosok Gigi Sejak Dini, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar