Sabtu, 09 September 2017

Woman In A Picture



pretty women in short hair


Aku menemukan seorang wanita. Apa yang menarik perhatianku pertama kali adalah potongan rambutnya. Terus terang, aku jarang melihat wanita dengan potongan rambut begini. Apa mereka menyebutnya? Model bob? Sepertinya memang begitu. Cocok buatnya. Dia punya rambut hitam legam dan tidak keriting. Rambut bob pendek asimetris dengan poni singkap. Aku yakin dia tipe wanita berani. Maksudku, pasti butuh keberanian untuk memangkas rambut sependek itu, kan?

Usianya mungkin berada antara tiga puluh lima sampai awal empat puluh. Wanita dewasa. Wajahnya bujur telur, sangat wanita. Yah, kebanyakan wanita memang punya bentuk wajah begitu. Yang merusak menurutku, adalah dagunya. Seharusnya dia punya dagu yang melengkung mulus untuk menyempurnakan wajah ovalnya, tapi ini tidak, dagunya sedikit membelah. Beberapa orang mungkin menganggap manis belahan dagu, tapi tidak berlaku buatku. Hanya masalah selera saja sebenarnya. Seperti kau menyukai paprika sementara temanmu benci setengah mati pada sayuran itu.

Sekarang aku memerhatikan alisnya. Alisnya tipis, menaungi matanya yang tidak bundar besar dan juga tak bisa dikatakan sipit kecil. Ukuran matanya seperti yang dimiliki kebanyakan orang, sedang-sedang saja. Bola matanya coklat gelap. Menurutku itu memang warna aslinya, bukan contact lens. Banyak wanita yang memiliki kantung mata, bahkan sejak mereka belia. Aku rasa wanita ini juga. Tebakanku, kantung mata itu sudah dimilikinya sejak dulu, bukan karena faktor usia. Penambahan usia mungkin hanya membuat miliknya makin jelas saja.

Harus kuakui, wanita ini punya hidung bagus. Aset berharga wajahnya menurutku adalah hidung itu. Kebanyakan wanita menyukai hidung kecil bangir, imut-imut selalu manis kata mereka. Namun hidung mancung panjang milik wanita ini juga tak kalah bagus. Lalu, seperti apa bibirnya? Tidak seksi. Bibirnya sangat biasa, warnanya merah pudar, tidak tertutupi lipstick. Menurutku, dari wajahnya, wanita ini bukan tipe pesolek. Entahlah, toh aku tak mengenalnya. Aku hanya sedang menerka-nerka bagaimana sifatnya berdasarkan wajahnya.

Omong-omong, sekarang aku beralih ke lehernya. Tidak jenjang seperti aset gadis-gadis di atas catwalk. Malah sebaliknya, wanita ini punya leher yang cukup lebar. Kali ini sepertinya sungguh-sungguh karena faktor usia. Ada beberapa lipatan di sana. Kulit lehernya tidak kencang lagi.

Dia sedang tersenyum. Tidak lepas memang, tapi tetaplah seulas senyum. Dari senyum itu, kupikir wanita ini punya sifat ramah. Aku yakin kalau dia akan tersenyum pada siapapun yang kebetulan berpapasan dengannya, bahkan yang belum dikenalnya sekalipun.

Seseorang berdeham di sebelah luar, terdengar seperti bosku. Segera kuletakkan kembali foto tercecer itu di tempatnya semula, di bawah meja kerja bosku yang tak pernah rapi. Setelahnya kuraih sapu dan gagang pel, juga ember yang setengah berisi air, lantas melenggang ke luar. Di sana, ada koridor panjang yang harus kusapu dan lalu kubuat mengkilap, seperti kemarin dan hari-hari sebelum kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar